Rabu, 27 Januari 2016

Latihan Soal 3 UN 2016



I.          MEMBACA SASTRA – menganalisis hubungan antarunsur, menentukan bukti watak, seting, mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini, menilai keunggulan/kelemahan karya sastra, membandingkan pola karya sastra, meringkas isi karya sastra

1.             Bacalah dengan cermat!
“Kau punya anak, punya istri. Dari itu kau punya pegangan hidup, punya tujuan minimal. Tapi yang terpenting kau punya tangan. Hingga kau dapat mencapai apa saja yang kaumaui. Sebagai suami, sebagai ayah, sebagai laki-laki, sebagai manusia juga, seperti yang kita omongkan dulu, kau dapat mencapai sesuatu yang kau inginkan. Alangkah indahnya hidup ini, kalau kita mampu berbuat apa yang kita inginkan. Tapi kini aku tentu saja tak dapat berbuat apa yang kuinginkan. Masa mudaku habis sudah ditelan kebuntungan ini.”                    (A.A Navis, Angin dari Gunung)
Isi narasi cerpen di atas adalah....
a.       Penyesalan karena buntung
b.      Kesedihan karena kebuntungan
c.       Kebuntungan seorang istri
d.      Tangan buntung pencerita
e.       Penderitaan anak istri
2.             Baca penggalan novel di bawah ini!
Menjadi istri penyadap bukan hanya berarti tiap hari terjerang panasnya api tungku dan bekerja sangat keras tetapi juga hidup miskin seumur-umur. Badan tak pernah dilekati baju yang baik, tak punya perhiasan apalagi alat kecantikan. Lasi teringat betapa berat mengolah nira pada waktu hari-hari hujan. Nira kurang bernas karena tercampur air dan kayu api lembap. Dalam pengalamannya jadi istri penderes beberapa kali Lasi terpaksa membakar pelupuh satu-satunya tempat tidur karena kehabisan kayu kering. Belum lagi, dalam cuaca yang banyak mendung, nira cepat berubah masam dan hasil pengolahannya adalah gula gemblung yang persis aspal, merah kehitaman dan tak laku dijual. Bila hal demikian yang terjadi berarti tak ada uang belanja karena bukan hanya Lasi, hampir semua keluarga penyadap tak pernah mampu menyimpan uang cadangan. (Ahmad Tohari, Bekisar Merah)
Masalah yang ada pada penggalan novel di atas adalah....
a.       Kemiskinan para penyadap aren
b.      Kekejaman nasib yang dialami penduduk
c.       Kesedihan para istri yang tinggal di dukuh
d.      Rasa syukur karena bisa hidup dari aren
e.       Kemiskinan para pembuat gula
3.             PRAJURIT JAGA MALAM karya  Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
Tema penggalan puisi di atas adalah....
a.       Pendidikan
b.      Percintaan
c.       Pengabdian
d.      Keadilan
e.       Perjuangan
4.             Cermati penggalan cerpen di bawah ini!
Aku mau membantah. Tapi sebelum aku dapat memilih kata, dia berkata lagi. “Seperti tadi saja. Kalau bukan aku yang menyapamu, kau takkan tahu siapa aku, bukan? Sedang mata pertama melihat aku tadi, kau seolah melihat pengemis yang dijijiki. Alangkah cepatnya segalanya berubah. Dan lebih cepat lagi seseorang melupakan seseorang lainnya, meski pernah orang itu dicintainya.”
(A.A Navis, Angin dari Gunung)
Nilai yang ditanamkan pada penggalan cerpen di atas adalah….
a.       kesetiaan
b.      keadilan
c.       sosial
d.      religius
e.       kemanusiaan
5.             Mimpi itu muncul dari tumpukan ketidakpastian masa lalu yang mengurung Lasi sejak kanak-kanak. Tetapi mungkinkah mimpi itu berubah menjadi kenyataan? Lasi bertemu ayah kandung atau paling tidak keluarganya? Lasi sering bilang dalam hati bahwa hal itu hampir tak mungkin. Namun sering juga keyakinannya berubah. Bila Gusti Allah berkehendak, apapun bisa terjadi. Dan bila mengingat kemungkinan bertemu ayahnya selalu membuat Lasi berdebar. Bahkan takut. Atau, ketika Lasi duduk di depan kaca rias, secara tak sadar dia sedang mematut diri agar cukup pantas bila nanti bertemu ayah kandungnya.
(Ahmad Tohari, Bekisar Merah)
Watak Lasi pada penggalan novel di atas adalah….
a.       Pesimis
b.      Optimis
c.       Pemimpi
d.      Pemalas
e.       Overheart
6.             Bacalah penggalan hikayat Bunga Kemuning di bawah ini!
Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.   (Hikayat Bunga Kemuning)
Relevansi hikayat di atas dengan kehidupan sekarang adalah....
a.         Para koruptor yang diperiksa oleh KPK.
b.        Para koruptor yang dikucilkan masyarakat.
c.         Polisi yang dibantu oleh KPK dalam mengungkap korupsi.
d.        Polisi bersaing dengan KPK dalam mengungkap korupsi.
e.         Presiden dibantu oleh para menteri saat bekerja.
7.             Bacalah cuplikan cerpen di bawah ini!
Demikianlah para menantu pun berbisik-bisik dengan istri atau suami masing-masing. Anak-anak berbisik antarmereka. Para pembantu berbisik-bisik antarmereka. Kemudian keadaan berkembang menjadi bisik-bisik lintas "kelompok". Kakek berbisik-bisik dengan ayah atau menantu laki-laki atau pembantu laki-laki. Nenek berbisik-bisik dengan ibu atau menantu perempuan atau pembantu perempuan. Para menantu berbisik-bisik dengan orang tua masing-masing. Ibu berbisik-bisik dengan anak perempuannya atau menantu perempuannya atau pembantu perempuan. Ayah berbisik-bisik dengan anak laki-lakinya atau menantu laki-lakinya atau pembantu laki-laki. Akhirnya semuanya berbisik-bisik dengan semuanya.
Ulasan yang tepat untuk penggalan cerpen di atas adalah....
a.       Suami istri bercakap-cakap karena saling merindukan.
b.      Watak yang paling kuat adalah sosok ayah sebagai kunci.
c.       Tema cerpen di atas adalah komunikasi dalam keluarga.
d.      Nilai yang ditonolkan pada cerpen adalah nilai jeberagaman.
e.       Alur regresif digunakan pengarang untuk merangkai cerita.
8.             Henry       : Sudah lama kamu di situ?
Ada        :    Lumayan (Diam sejenak) kenapa kamu berhenti, jangan hiraukan aku (Diam) Kamu mau aku pergi? (Diam) Di mana Addie? (Jeda)
Henry     :    Dengan guru musiknya. (Diam) Hari ini kamu mau menjawabku?
Ada        :    Seharusnya kamu tidak duduk di atas batu, dingin, tidak baik untuk wasirmu. Angkat badanmu sampai kuselipkan selendang di bawah pantatmu. (Diam) Lebih baik?
 (drama Bara, Samuel Beckeet)
Pesan yang ingin disampaikan penulis drama adalah….
a.       Tidak bleh duduk di atas batu
b.      Pantat orang wasir tidak boleh dingin
c.       Duduk di atas batu berati kurang sopan
d.      Mengasihi berarti mencintai
e.       Memperhatikan berarti menyukai
9.             DOKTER: Dan ia tinggal di sini, seperti kata saudara, tidak pernah turun.
DARPO: Tidak, tidak pernah turun, sudah hampir tiga tahun. Adik perempuan saya yang membawakan makanan ke atas. (ia duduk di kursi kiri meja) Ada lentera-lentera di atas buffet itu, Dokter. Tolong bawakan ke sini dan silahkan duduk. Kita terangi saja kamar ini. Saya minta maaf karena telah membawa tuan ke kamar di atap ini, tapi percayalah, takkan seorangpun bisa mendengar kita di sini. Dan dengan melihat cara hidupnya yang gila dengan mata kepala tuan sendiri, tuan akan mengerti bahwa saya ingin tuan tahu hal yang sebenarnya, tidak lebih dari itu, kebenaran dan untuk itu lentera sangat penting. Tanpa itu di kamar ini semua hanya menjadi impian-impian, Dokter.
DOKTER: (dengan senyum lega membawa lentera) Sedikit angker di sini.
DARPO: (tampaknya tak memperhatikan) Ia tidak akan melihat cahaya ini. Matanya terlalu sibuk, kearah jauh sana (ia mengayuhkan tangan kirinya membuat isyarat menuding ke laut) Dan bila ia melihatnya, biar saja ia turun. Tuan toh harus menemuinya sekarang atau nanti (ia menggoreskan korek menyalakan lentera)
(EUGENE O’NEILL, drama terjemahan WS Rendra)
Resensi drama yang tepat adalah….
a.       Dokter sudah terlalu lama memeriksa pasien yang mengalami gangguan mata dan pendengaran.
b.      Kehadiran dokter mendapat tanggapan dari pembaca sebagai juru selamat bagi yang mengalami sesat.
c.       Dokter tidak bisa mengembalikan impian-impian pasiennya, apalagi pasien memang tidak memiliki juru terang.
d.      Cahaya lentera hanya simbolis, seperti para pejabat yang memerlukan penerang, berupa kejujuran.
e.       Tidak seorangpun bisa menolong Darpo karena matanya telah buta saat dimasukkan ke kamar.
10.         Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah.
Kutipan di atas menonjolkan….
a.     Karakter tokoh
b.     Latar tempat
c.      Amanat
d.     Gaya bahasa
e.      Nilai historis
11.         Ia keberatan ketika Wasti memutuskan menjadi pemain ketoprak kelilingan setelah lulus dari sekolah menengah pertama. Ia mendorong Wasti untuk terus sekolah. Ia percaya, sekolah bisa menjadi tabungan masa depan, betapapun sangat sederhana. Ia sangat gembira memandang wajah Wasti bercahaya setiap membicarakan pelajaran di sekolah.
(Indra Tranggono, Liang)
Dari penggalan di atas, pengarang menunjukkan....
a.       Khayalan belaka
b.      Konflik antar suku
c.       Keberagaman
d.      Realisme sosial
e.       Simbolis kehidupan
12.         "Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
Putu Wijaya, Peradilan Rakyat
Kebiasaan masyarakat saat ini yang digambarkan pada penggalan cerpen di atas adalah….
a.       Kebiasaan berdiskusi antara anak dan ayah
b.      Kebiasaan korupsi di negari sendiri
c.       Nepotisme yang dekat dengan korupsi
d.      Korupsi yang mengoyak-ngoyak negeri
e.       Anak dan ayah sepakat menolong koruptor
13.         Isi kepala Ibu memang berbeda dengan ibu lain. Dalam kepalanya seolah hanya ada tiga kata, menu makan malam. Setiap detik, setiap helaan napasnya, pikirannya adalah menu-menu masakan untuk makan malam saja. Makan malam itulah ritual resmi yang secara tersirat dibikinnya dan dibuatnya tetap lestari hingga saat ini. Meskipun, ketiga anaknya telah beranjak dewasa, ia tak pernah surut mempersiapkan makan malam sedemikian rupa sama seperti ketika ia melakukannya pertama, sejak usia pernikahannya masih satu hari.
Kadek Sonia Piscayanti , Menu Makan Malam
Pesan pada penggalan cerpen di atas yang perlu ditanamkan pada kehidupan masyarakat sekarang adalah....
a.       Menjadi ibu harus tulus
b.      Ibu yang baik pandai memasak
c.       Ibu zaman sekarang malas
d.      Menjadi ibu harus kurus
e.       Seorang ibu harus sayang suami
14.  Tono duduk di bawah pohon jambu sambil merenung. Ingatannya melayang ke masa lampau ketika gerombolan pengacau menyerang kampungnya. Ia mengungsi dengan orang tuanya, tetapi sebuah peluru nyasar tepat mengenai kepala ibunya, yang kemudian meninggal.
Latar pada cuplikan cerita tersebut adalah….
a.         kampung
b.        pengungsian
c.         pemakaman
d.        di bawah pohon
e.         di lobi rumah
15.  Giddens terkenal sebagai penulis yang gemar berpanjang kata sehingga karya-karya teoretisnya pun begitu tebal. Kalimat-kalimatnya amat teknis dan memakai kombinasi kata-kata baru yang bahkan dalam bahasa Inggris belum dikenal.
Hal yang diresensi pada kutipan di atas adalah ....
a.      kepengarangan
b.      latar belakang buku
c.      isi buku yang diresensi
d.      kekurangan buku
e.      ajakan membaca
16.                   Nyonya Hidayat menggigit bibirnya. Oh, jadi itu kiranya yang membawa mereka kemari! Selanjutnya ia harus lebih berhati-hati dalam bicaranya. Apa yang dikatakannya pada suatu saat secara santai bisa saja menjadi senjata makan tuan di kemudian hari! Kalau begitu orang betul-betul harus menjaga mulutnya, pikir Nyonya Hidayat dalam hati.
...................
(Dari: Misteri Gugurnya Sekuntum Dahlia, oleh S. Mara. GD)
Hal yang menarik untuk diulas pada penggalan cerpen di atas adalah....
  1. ungkapan
  2. peribahasa
  3. persajakan
  4. majas
  5. gaya bahasa
17.              “Aku dibebaskan kemarin siang.”
“Tanpa syarat?”
“Ya, tanpa syarat. Bahkan dengar permintaan maaf,”
sahutnya dengan tertawa kecil.
“Syukur Alhamdullilah. Yang penting kau telah bebas. Salah tangkap seperti ini bukan kejadian langka disini. Terkadang salah tangkap itu sengaja dilakukan untuk menyelamatkan yang salah.”
Unsur instrinsik yang tampak jelas pada kutipan cerpen tersebut adalah……….
a.       Masa
b.      Perwatakan
c.       Plot
d.      Setting
e.       Tema
18.              "Sebenarnya pikiranku, sekali-kali tiada setuju dengan adat beristri banyak; karena terlebih banyak kejahatannya daripada kebaikannya," kata Ahmad Maulana, sambil termenung mengembuskan asap rokoknya. "Banyak kecelakaannya yang sudah kudengar dan banyak sengsaranya, yang sudah kulihat dengan mata kepalaku sendiri."
(Siti Nurbaya, Kasih Tak Sampai. Marah Rusli)
Kritik penulis terhadap kebudayaan masyarakat yang disampaikan melalui tokoh pada penggalan novel di atas adalah….
a.          Poligami
b.         Merokok
c.          Kesengsaraan
d.         Ketidakadilan
e.          Adat
19.  Cerpen-cerpen dalam Lantaiku Penuh Darah sangat bagus. Kualitas cerpen-cerpen itu tentu "menunjukkan kualitas penulis yang mulanya dikatakan hanya menghasilkan karya-karya “eksklusif”’
Keunggulan karya sastra yang disampaikan melalui kritik di atas adalah....
  1. keterbacaan karya sastra                     
  2. pengkategorian penulis                                   
  3. cerpen-cerpen semakin jelek
  4. penulis-penulis berkualitas
  5. cerpen-cerpen yang mistis
20.  Ada seorang lelaki bernama Jonggi. Ia pernah bertahun-tahun menjadi korban sodomi abangnya sendiri. Yang menyedihkan, bukan hanya itu saja, Jonggi juga menjadi korban pencabulan dan pemerkosaan ibu kandungnya sendiri yang kesepian saat ia kecil dan remaja. (Dinar Rahayu)
      Yang patut dianalisis dari cerpen di atas adalah....
  1. sosial dan budaya                                 
  2. pendidikan dan budaya                      
  3. moralitas dan pendidikan
  4. sosial dan kebahasaan
  5. budaya dan moralitas
21.         Roman Di Bawah Lindungan Ka’bah memberi kesan seolah-olah sebuah kisah nyata karena di awal cerita pengarang mengisahkan dirinya yang bertemu dan berkenalan dengan seorang bernama Hamid – salah satu pelaku utama dalam roman tersebut. Setelah kenal dan bersahabat, sang pengarang mendapatkan kisah hidup Hamid dari kecil sampai bertemu di Mekah; dan pengarang pun mengisahkan perjalanan hidup Hamid dari kecil sampai meninggal di bawah lindungan Ka’bah secara kilas balik.
Hal yang ditonjolkan dalam resensi di atas adalah ....
a.         tema
b.        alur
c.         gaya bahasa
d.        sudut pandang
e.         amanat
22.  Bacalah dengan saksama penggalan novel berikut!
Ia aktif dalam kegiatan sosial di sebuah perkampungan kumuh. Ia pernah menghadiri undangan dari organisasi sosial dunia untuk mengikuti konferensi di Calcuta, India. Ketia ia memulai mengerjakan penelitian untuk meraih gelar sarjana, dosennya menyaraknkan agar ia mencari referensi (sumber) tidak hanya di Indonesia. Oleh karena itu, Neti berkeliling dari negara satu ke negara lain untuk melakukan penelitian. Pada waktu seorang kakak laki-lakinya menikah dengan gadis Yunani, Neti bertemu dengan Gandhi Krsinahama, teman yang ia kenal pada waktu konferensi di Calcuta, India. Neti akhirnya jatuh cinta kepada Gandhi. Namun cintanya kandas di tengah jalan. Gandhi harus menikah dengan gadis pilihan orang tuanya meskipun sebenarnya ia juga mencintai Neti. Neti tidak putus asa mengahadapi hidup. Ia punya kehidupan dan tanggung jawab yang lain. Setelah semua urusan akademisnya selesai, Neti memutuskan untuk kembali mengurusi anak-anak didiknya di perkampungan kumuh.
Burung-burung Manyar, YB. Mangun Wijaya

Jenis alur yang digunakan dalam penggalan novel di atas adalah ….
a.       Alur maju
b.      Alur gabungan
c.       Alur klimaks
d.      Alur antiklimaks
e.       Alur mundur
23.  Cermatilah penggalan cerpen berikut!
Sayang, aku tahu kau tidak suka dengan kedatanganku ini. Kedatangan yang hanya mengantarkan raut letih bercampur rindu ke hadapanmu. Tapi …… seharusnya kau juga tahu bahwa tak ada tempat lain yang lebih kusukai selain di sini. Di sisimu. Mengusap dan membelai batu nisanmu yang telah berlumut. Tahukah kau sayang, aku baru pulang kemari dari Jakarta. Uh, Jakarta sangat pengap! Rasanya aku ingin tetap ada di kota kita yang sejuk ini. Kota yang telah merengkuh jasadmu dengan erat.
Cerpen Sepotong Kata Cinta
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cuplikan cerpen di atas adalah ….
a.       Orang pertama pelaku utama
b.      Orang pertama pelaku sampingan
c.       Orang ketiga pelaku sampingan
d.      Orang ketiga terbatas
e.       Orang ketiga serba tahu
24.  Abu meninggalkan piringnya yang baru setengah dimakan. Ia berlari mengelilingi pasar mencari penjual itu. Penjual itu sedang sibuk membungkus dagangannya dengan daun jati. Ia dikerumuni para lelaki. Ada perempuan yang dengan malu-malu membeli,"Untuk kakek saya", katanya. Ada barang 20 potong sudah laku hampir dalam sekejap. Rupanya orang percaya bahwa ular adalah obat kuat. Dengan makan ular, badan akan panas, dan segalanya memuai.
(Mantera Penjinak Ular, Kuntowijoyo)
Nilai yang ditonjolkan pada penggalan novel di atas adalah….
a.       Nilai moral
b.      Nilai budaya
c.       Nilai sosial
d.      Nilai ekonomi
e.       Nilai edukatif
25.  “Sudah kedelapan Kamis ini aku berpuasa sunat, Ibu, dan selama itu pula ayah Syafei meninggalkan kita. Selama ia masih dalam perjalanan, tak akan rumpangnya aku berpuasa sunat setiap hari Senin dan Kamis.” “Berpuasa sunat itu besar manfaatnya, Rapiah. Tapi sementara itu wajib benar bagimu memelihara kewarasan tubuhmu. Jangan rupamu secara tinggal kulit pemalut tulang saja.”
Salah Asuhan, Abdul Muis
Tokoh ibu pada penggalan novel di atas menggambarkan ....
a.              perhatian atas penderitaan orang lain
b.             keteguhan janji yang telah diucapkan
c.              kejujuran perlu ditanamkan pada diri sendiri
d.             kesedihan orang lain dapat dirasakan
e.              keikhlasan seseorang dalam membantu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar