I.
MEMBACA
SASTRA – menganalisis hubungan antarunsur, menentukan bukti
watak, seting, mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini, menilai
keunggulan/kelemahan karya sastra, membandingkan pola karya sastra, meringkas
isi karya sastra
1.
Bacalah dengan cermat!
“Kau punya anak, punya
istri. Dari itu kau punya pegangan hidup, punya tujuan minimal. Tapi yang
terpenting kau punya tangan. Hingga kau dapat mencapai apa saja yang kaumaui.
Sebagai suami, sebagai ayah, sebagai laki-laki, sebagai manusia juga, seperti
yang kita omongkan dulu, kau dapat mencapai sesuatu yang kau inginkan. Alangkah
indahnya hidup ini, kalau kita mampu berbuat apa yang kita inginkan. Tapi kini
aku tentu saja tak dapat berbuat apa yang kuinginkan. Masa mudaku habis sudah
ditelan kebuntungan ini.” (A.A
Navis, Angin dari Gunung)
Isi narasi cerpen di atas adalah....
a.
Penyesalan karena
buntung
b.
Kesedihan karena
kebuntungan
c.
Kebuntungan seorang
istri
d.
Tangan buntung pencerita
e.
Penderitaan anak istri
2.
Baca penggalan novel di
bawah ini!
Menjadi istri penyadap bukan hanya berarti
tiap hari terjerang panasnya api tungku dan bekerja sangat keras tetapi juga
hidup miskin seumur-umur. Badan tak pernah dilekati baju yang baik, tak punya
perhiasan apalagi alat kecantikan. Lasi teringat betapa berat mengolah nira
pada waktu hari-hari hujan. Nira kurang bernas karena tercampur air dan kayu
api lembap. Dalam pengalamannya jadi istri penderes beberapa kali Lasi terpaksa
membakar pelupuh satu-satunya tempat tidur karena kehabisan kayu kering. Belum lagi,
dalam cuaca yang banyak mendung, nira cepat berubah masam dan hasil
pengolahannya adalah gula gemblung yang persis aspal, merah kehitaman dan tak
laku dijual. Bila hal demikian yang terjadi berarti tak ada uang belanja karena
bukan hanya Lasi, hampir semua keluarga penyadap tak pernah mampu menyimpan
uang cadangan. (Ahmad Tohari, Bekisar
Merah)
Masalah yang ada pada penggalan novel di atas
adalah....
a. Kemiskinan para penyadap aren
b. Kekejaman nasib yang dialami penduduk
c. Kesedihan para istri yang tinggal di dukuh
d. Rasa syukur karena bisa hidup dari aren
e. Kemiskinan para pembuat gula
3.
PRAJURIT JAGA MALAM
karya Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku
tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut
debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
Tema penggalan puisi di atas adalah....
a.
Pendidikan
b.
Percintaan
c.
Pengabdian
d.
Keadilan
e.
Perjuangan
4.
Cermati penggalan cerpen
di bawah ini!
Aku mau membantah. Tapi
sebelum aku dapat memilih kata, dia berkata lagi. “Seperti tadi saja. Kalau
bukan aku yang menyapamu, kau takkan tahu siapa aku, bukan? Sedang mata pertama
melihat aku tadi, kau seolah melihat pengemis yang dijijiki. Alangkah cepatnya
segalanya berubah. Dan lebih cepat lagi seseorang melupakan seseorang lainnya,
meski pernah orang itu dicintainya.”
(A.A
Navis, Angin dari Gunung)
Nilai
yang ditanamkan pada penggalan cerpen di atas adalah….
a.
kesetiaan
b.
keadilan
c.
sosial
d.
religius
e.
kemanusiaan
5.
Mimpi itu muncul dari tumpukan ketidakpastian
masa lalu yang mengurung Lasi sejak kanak-kanak. Tetapi mungkinkah mimpi itu berubah
menjadi kenyataan? Lasi bertemu ayah kandung atau paling tidak keluarganya?
Lasi sering bilang dalam hati bahwa hal itu hampir tak mungkin. Namun sering
juga keyakinannya berubah. Bila Gusti Allah berkehendak, apapun bisa terjadi.
Dan bila mengingat kemungkinan bertemu ayahnya selalu membuat Lasi berdebar.
Bahkan takut. Atau, ketika Lasi duduk di depan kaca rias, secara tak sadar dia
sedang mematut diri agar cukup pantas bila nanti bertemu ayah kandungnya.
(Ahmad Tohari, Bekisar Merah)
Watak
Lasi pada penggalan novel di atas adalah….
a.
Pesimis
b.
Optimis
c.
Pemimpi
d.
Pemalas
e.
Overheart
6.
Bacalah penggalan
hikayat Bunga Kemuning di bawah ini!
Selama sang raja pergi, para puteri semakin
nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar
menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu,
pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih
melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri
Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering
dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya
hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap
berkeras mengerjakannya. (Hikayat Bunga Kemuning)
Relevansi hikayat di atas dengan kehidupan sekarang
adalah....
a.
Para koruptor yang
diperiksa oleh KPK.
b.
Para koruptor yang
dikucilkan masyarakat.
c.
Polisi yang dibantu oleh
KPK dalam mengungkap korupsi.
d.
Polisi bersaing dengan
KPK dalam mengungkap korupsi.
e.
Presiden dibantu oleh
para menteri saat bekerja.
7.
Bacalah cuplikan cerpen di bawah ini!
Demikianlah para menantu pun berbisik-bisik
dengan istri atau suami masing-masing. Anak-anak berbisik antarmereka. Para
pembantu berbisik-bisik antarmereka. Kemudian keadaan berkembang menjadi
bisik-bisik lintas "kelompok". Kakek berbisik-bisik dengan ayah atau
menantu laki-laki atau pembantu laki-laki. Nenek berbisik-bisik dengan ibu atau
menantu perempuan atau pembantu perempuan. Para menantu berbisik-bisik dengan
orang tua masing-masing. Ibu berbisik-bisik dengan anak perempuannya atau
menantu perempuannya atau pembantu perempuan. Ayah berbisik-bisik dengan anak
laki-lakinya atau menantu laki-lakinya atau pembantu laki-laki. Akhirnya
semuanya berbisik-bisik dengan semuanya.
Ulasan yang tepat untuk penggalan cerpen di atas
adalah....
a.
Suami istri
bercakap-cakap karena saling merindukan.
b.
Watak yang paling
kuat adalah sosok ayah sebagai kunci.
c.
Tema cerpen di atas
adalah komunikasi dalam keluarga.
d.
Nilai yang ditonolkan
pada cerpen adalah nilai jeberagaman.
e.
Alur regresif
digunakan pengarang untuk merangkai cerita.
8.
Henry :
Sudah lama kamu di situ?
Ada : Lumayan
(Diam sejenak) kenapa kamu berhenti, jangan hiraukan aku (Diam)
Kamu mau aku pergi? (Diam) Di mana Addie? (Jeda)
Henry : Dengan
guru musiknya. (Diam) Hari ini kamu mau menjawabku?
Ada : Seharusnya
kamu tidak duduk di atas batu, dingin, tidak baik untuk wasirmu. Angkat badanmu
sampai kuselipkan selendang di bawah pantatmu. (Diam) Lebih baik?
(drama
Bara, Samuel Beckeet)
Pesan yang ingin disampaikan penulis drama
adalah….
a. Tidak
bleh duduk di atas batu
b. Pantat
orang wasir tidak boleh dingin
c. Duduk
di atas batu berati kurang sopan
d. Mengasihi
berarti mencintai
e. Memperhatikan
berarti menyukai
9.
DOKTER: Dan ia tinggal di sini, seperti kata saudara, tidak pernah turun.
DARPO: Tidak, tidak pernah turun, sudah hampir tiga
tahun. Adik perempuan saya yang membawakan makanan ke atas. (ia duduk di kursi kiri meja) Ada
lentera-lentera di atas buffet itu, Dokter. Tolong bawakan ke sini dan silahkan
duduk. Kita terangi saja kamar ini. Saya minta maaf karena telah membawa tuan
ke kamar di atap ini, tapi percayalah, takkan seorangpun bisa mendengar kita di
sini. Dan dengan melihat cara hidupnya yang gila dengan mata kepala tuan
sendiri, tuan akan mengerti bahwa saya ingin tuan tahu hal yang sebenarnya,
tidak lebih dari itu, kebenaran dan untuk itu lentera sangat penting. Tanpa itu
di kamar ini semua hanya menjadi impian-impian, Dokter.
DOKTER: (dengan
senyum lega membawa lentera) Sedikit angker di sini.
DARPO: (tampaknya
tak memperhatikan) Ia tidak akan melihat cahaya ini. Matanya terlalu sibuk,
kearah jauh sana (ia mengayuhkan tangan
kirinya membuat isyarat menuding ke laut) Dan bila ia melihatnya, biar saja
ia turun. Tuan toh harus menemuinya sekarang atau nanti (ia menggoreskan korek menyalakan lentera)
(EUGENE
O’NEILL, drama terjemahan WS Rendra)
Resensi
drama yang tepat adalah….
a. Dokter
sudah terlalu lama memeriksa pasien yang mengalami gangguan mata dan
pendengaran.
b. Kehadiran
dokter mendapat tanggapan dari pembaca sebagai juru selamat bagi yang mengalami
sesat.
c. Dokter
tidak bisa mengembalikan impian-impian pasiennya, apalagi pasien memang tidak
memiliki juru terang.
d. Cahaya
lentera hanya simbolis, seperti para pejabat yang memerlukan penerang, berupa
kejujuran.
e. Tidak
seorangpun bisa menolong Darpo karena matanya telah buta saat dimasukkan ke
kamar.
10.
Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat
adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan
baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran
nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah.
Kutipan
di atas menonjolkan….
a.
Karakter tokoh
b.
Latar tempat
c.
Amanat
d.
Gaya bahasa
e.
Nilai historis
11.
Ia keberatan ketika
Wasti memutuskan menjadi pemain ketoprak kelilingan setelah lulus dari sekolah
menengah pertama. Ia mendorong Wasti untuk terus sekolah. Ia percaya, sekolah
bisa menjadi tabungan masa depan, betapapun sangat sederhana. Ia sangat gembira
memandang wajah Wasti bercahaya setiap membicarakan pelajaran di sekolah.
(Indra Tranggono, Liang)
Dari penggalan di atas,
pengarang menunjukkan....
a.
Khayalan belaka
b.
Konflik antar suku
c.
Keberagaman
d.
Realisme sosial
e.
Simbolis kehidupan
12.
"Apa yang ingin kamu tentang, anak
muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda
bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
Putu Wijaya, Peradilan Rakyat
Kebiasaan masyarakat saat ini yang digambarkan pada
penggalan cerpen di atas adalah….
a.
Kebiasaan berdiskusi
antara anak dan ayah
b.
Kebiasaan korupsi di
negari sendiri
c.
Nepotisme yang dekat
dengan korupsi
d.
Korupsi yang
mengoyak-ngoyak negeri
e.
Anak dan ayah sepakat
menolong koruptor
13.
Isi kepala Ibu memang berbeda dengan ibu
lain. Dalam kepalanya seolah hanya ada tiga kata, menu makan malam. Setiap
detik, setiap helaan napasnya, pikirannya adalah menu-menu masakan untuk makan
malam saja. Makan malam itulah ritual resmi yang secara tersirat dibikinnya dan
dibuatnya tetap lestari hingga saat ini. Meskipun, ketiga anaknya telah
beranjak dewasa, ia tak pernah surut mempersiapkan makan malam sedemikian rupa
sama seperti ketika ia melakukannya pertama, sejak usia pernikahannya masih
satu hari.
Kadek Sonia Piscayanti
, Menu Makan Malam
Pesan pada penggalan cerpen di atas yang perlu
ditanamkan pada kehidupan masyarakat sekarang adalah....
a.
Menjadi ibu harus tulus
b.
Ibu yang baik pandai
memasak
c.
Ibu zaman sekarang malas
d.
Menjadi ibu harus kurus
e.
Seorang ibu harus sayang
suami
14. Tono
duduk di bawah pohon jambu sambil merenung. Ingatannya melayang ke masa lampau
ketika gerombolan pengacau menyerang kampungnya. Ia mengungsi dengan orang tuanya,
tetapi sebuah peluru nyasar tepat mengenai kepala ibunya, yang kemudian
meninggal.
Latar
pada cuplikan cerita tersebut adalah….
a.
kampung
b.
pengungsian
c.
pemakaman
d.
di bawah pohon
e.
di lobi rumah
15. Giddens terkenal sebagai penulis yang gemar
berpanjang kata sehingga karya-karya teoretisnya pun begitu tebal.
Kalimat-kalimatnya amat teknis dan memakai kombinasi kata-kata baru yang bahkan
dalam bahasa Inggris belum dikenal.
Hal yang diresensi pada kutipan di atas
adalah ....
a. kepengarangan
b.
latar belakang buku
c.
isi buku yang diresensi
d.
kekurangan buku
e.
ajakan membaca
16.
Nyonya Hidayat menggigit
bibirnya. Oh, jadi itu kiranya yang membawa mereka kemari! Selanjutnya ia harus
lebih berhati-hati dalam bicaranya. Apa yang dikatakannya pada suatu saat secara santai bisa
saja menjadi senjata makan tuan di
kemudian hari! Kalau begitu orang betul-betul harus menjaga mulutnya, pikir
Nyonya Hidayat dalam hati.
...................
(Dari: Misteri
Gugurnya Sekuntum Dahlia, oleh S. Mara. GD)
Hal yang menarik untuk diulas pada penggalan cerpen
di atas adalah....
- ungkapan
- peribahasa
- persajakan
- majas
- gaya bahasa
17.
“Aku dibebaskan kemarin siang.”
“Tanpa
syarat?”
“Ya,
tanpa syarat. Bahkan dengar permintaan maaf,”
sahutnya
dengan tertawa kecil.
“Syukur
Alhamdullilah. Yang penting kau telah bebas. Salah tangkap seperti ini bukan
kejadian langka disini. Terkadang salah tangkap itu sengaja dilakukan untuk
menyelamatkan yang salah.”
Unsur
instrinsik yang tampak jelas pada kutipan cerpen tersebut adalah……….
a. Masa
b. Perwatakan
c. Plot
d. Setting
e. Tema
18.
"Sebenarnya pikiranku, sekali-kali tiada
setuju dengan adat beristri banyak; karena terlebih banyak kejahatannya
daripada kebaikannya," kata Ahmad Maulana, sambil termenung mengembuskan
asap rokoknya. "Banyak kecelakaannya yang sudah kudengar dan banyak
sengsaranya, yang sudah kulihat dengan mata kepalaku sendiri."
(Siti Nurbaya, Kasih Tak Sampai. Marah Rusli)
Kritik penulis terhadap kebudayaan masyarakat
yang disampaikan melalui tokoh pada penggalan novel di atas adalah….
a.
Poligami
b.
Merokok
c.
Kesengsaraan
d.
Ketidakadilan
e.
Adat
19. Cerpen-cerpen dalam Lantaiku Penuh Darah sangat bagus. Kualitas cerpen-cerpen itu tentu
"menunjukkan kualitas penulis yang mulanya dikatakan hanya menghasilkan
karya-karya “eksklusif”’
Keunggulan
karya sastra yang disampaikan melalui kritik di atas adalah....
- keterbacaan karya sastra
- pengkategorian penulis
- cerpen-cerpen semakin jelek
- penulis-penulis berkualitas
- cerpen-cerpen yang mistis
20. Ada seorang lelaki bernama Jonggi. Ia pernah
bertahun-tahun menjadi korban sodomi abangnya sendiri. Yang menyedihkan, bukan
hanya itu saja, Jonggi juga menjadi korban pencabulan dan pemerkosaan ibu
kandungnya sendiri yang kesepian saat ia kecil dan remaja. (Dinar Rahayu)
Yang patut dianalisis
dari cerpen di atas adalah....
- sosial dan budaya
- pendidikan dan budaya
- moralitas dan pendidikan
- sosial dan kebahasaan
- budaya dan moralitas
21.
Roman Di Bawah
Lindungan Ka’bah memberi kesan seolah-olah sebuah kisah nyata karena di
awal cerita pengarang mengisahkan dirinya yang bertemu dan berkenalan dengan
seorang bernama Hamid – salah satu pelaku utama dalam roman tersebut. Setelah
kenal dan bersahabat, sang pengarang mendapatkan kisah hidup Hamid dari kecil
sampai bertemu di Mekah; dan pengarang pun mengisahkan perjalanan hidup Hamid
dari kecil sampai meninggal di bawah lindungan Ka’bah secara kilas balik.
Hal yang ditonjolkan dalam resensi
di atas adalah ....
a.
tema
b.
alur
c.
gaya bahasa
d.
sudut pandang
e.
amanat
22. Bacalah
dengan saksama penggalan novel berikut!
Ia aktif dalam kegiatan sosial di sebuah perkampungan
kumuh. Ia pernah menghadiri undangan dari organisasi sosial dunia untuk
mengikuti konferensi di Calcuta, India. Ketia ia memulai mengerjakan penelitian
untuk meraih gelar sarjana, dosennya menyaraknkan agar ia mencari referensi
(sumber) tidak hanya di Indonesia. Oleh karena itu, Neti berkeliling dari
negara satu ke negara lain untuk melakukan penelitian. Pada waktu seorang kakak
laki-lakinya menikah dengan gadis Yunani, Neti bertemu dengan Gandhi
Krsinahama, teman yang ia kenal pada waktu konferensi di Calcuta, India. Neti
akhirnya jatuh cinta kepada Gandhi. Namun cintanya kandas di tengah jalan.
Gandhi harus menikah dengan gadis pilihan orang tuanya meskipun sebenarnya ia
juga mencintai Neti. Neti tidak putus asa mengahadapi hidup. Ia punya kehidupan
dan tanggung jawab yang lain. Setelah semua urusan akademisnya selesai, Neti
memutuskan untuk kembali mengurusi anak-anak didiknya di perkampungan kumuh.
Burung-burung Manyar, YB.
Mangun Wijaya
Jenis
alur yang digunakan dalam penggalan novel di atas adalah ….
a. Alur
maju
b. Alur
gabungan
c. Alur
klimaks
d. Alur
antiklimaks
e. Alur
mundur
23. Cermatilah
penggalan cerpen berikut!
Sayang,
aku tahu kau tidak suka dengan kedatanganku ini. Kedatangan yang hanya
mengantarkan raut letih bercampur rindu ke hadapanmu. Tapi …… seharusnya kau
juga tahu bahwa tak ada tempat lain yang lebih kusukai selain di sini. Di
sisimu. Mengusap dan membelai batu nisanmu yang telah berlumut. Tahukah kau
sayang, aku baru pulang kemari dari Jakarta. Uh, Jakarta sangat pengap! Rasanya
aku ingin tetap ada di kota kita yang sejuk ini. Kota yang telah merengkuh
jasadmu dengan erat.
Cerpen
Sepotong Kata Cinta
Sudut
pandang yang digunakan pengarang dalam cuplikan cerpen di atas adalah ….
a. Orang
pertama pelaku utama
b. Orang
pertama pelaku sampingan
c. Orang
ketiga pelaku sampingan
d. Orang
ketiga terbatas
e. Orang
ketiga serba tahu
24. Abu
meninggalkan piringnya yang baru setengah dimakan. Ia berlari mengelilingi
pasar mencari penjual itu. Penjual itu sedang sibuk membungkus dagangannya
dengan daun jati. Ia dikerumuni para lelaki. Ada perempuan yang dengan
malu-malu membeli,"Untuk kakek saya", katanya. Ada barang 20
potong sudah laku hampir dalam sekejap. Rupanya orang percaya bahwa ular adalah
obat kuat. Dengan makan ular, badan akan panas, dan segalanya memuai.
(Mantera
Penjinak Ular, Kuntowijoyo)
Nilai
yang ditonjolkan pada penggalan novel di atas adalah….
a. Nilai
moral
b. Nilai
budaya
c. Nilai
sosial
d. Nilai
ekonomi
e. Nilai
edukatif
25. “Sudah
kedelapan Kamis ini aku berpuasa sunat, Ibu, dan selama itu pula ayah Syafei
meninggalkan kita. Selama ia masih dalam perjalanan, tak akan rumpangnya aku
berpuasa sunat setiap hari Senin dan Kamis.” “Berpuasa sunat itu besar
manfaatnya, Rapiah. Tapi sementara itu wajib benar bagimu memelihara kewarasan
tubuhmu. Jangan rupamu secara tinggal kulit pemalut tulang saja.”
Salah Asuhan,
Abdul Muis
Tokoh ibu pada penggalan novel di atas
menggambarkan ....
a.
perhatian atas penderitaan orang lain
b.
keteguhan janji yang telah diucapkan
c.
kejujuran perlu
ditanamkan pada diri sendiri
d.
kesedihan orang lain dapat dirasakan
e.
keikhlasan seseorang dalam membantu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar