Senin, 25 Agustus 2014

Apresiasi Lagu Sahabat Garasi



 Sahabat Garasi

Intro: E C#m
E         C#m
Di saatku butuh dirimu
E         C#m
Ku inginkan kau disisiku
E         C#m
Saat kau perlukan hadirku
E         C#m
Ku janjikan ada untukmu
E C#m    E   C#m
Jangan pernah tuk menghilang
E          C#m
Ku nantikan saat bersama
E          C#m
Penuh cerita dan ceria
E          C#m
Redakan beban yang terasa
E          C#m
Memberi warna dalam jiwa
B               A
Ku akan selalu berjanji
B
Untuk setia sampai nanti
A
Kan selalu ada untukmu dan temani harimu
E C#m  E    C#m
Jangan pernah tuk menghilang
E C#m   E     C#m
Karena kaulah sahabatku
G#m C#m
Janjilah kau tak meninggalkanku
G#m A G#m
Dan janjilah kau tak melupakanku nanti
C#m
Dan kita harus selalu menjaga
A B      A
Arti dari sebuah persahabatan kita ini
E C#m  E   C#m
Jangan pernah tuk menghilang
F# D#m   F#    D#m
Jangan pernah tuk menghilang
F# D#m   F#    D#m
Karna kaulah sahabatku
Outro: C#m B  G# F# E


 Saya mendengar lagu ini pada siang hari pukul 15.00 di sekolah. Lagu ini sangat membuat saya tersentuh. Liriknya sangat detail dengan gambaran perasaan. Seorang sahabat yang selalu di nanti karena sahabat sangat penting dalam hidup penulis. Bersama sahabatlah, penulis bercerita bersama dan menjalani hidup dengan bahagia. Sampai kapanpun, sahabatnya itu akan selalu diingat. Inimembuat saya teringat dengan sahabat-sahabat saya yang masih berjuang menjalani hidup. Keyakinan saya, sahabat saya itu pasti selalu dalam perlindungan Tuhan. Segala masalah yang dihadapinya akan terasa ringan karena saya akan berusaha selalu membantunya seperti janji penulis lirik lagu ini kepada sahabatnya.

Menjelang sore, mata terasa kantuk, tetapi setelah mendengar lagu ini, kantuk saya menjadi hilang. suara gemerincing membuat saya benar-benar merasa dekat dengan sahabatku yang berinisial W. Detak jantung saya sangat stabil berdetak 56 detak tiap menit. Sahabat, jika kau perlu aku, sebut Tuhanmu, lalu izinkan aku membantumu.....

Senin, 18 Agustus 2014

CATATAN-CATATAN JURNALISME DASAR



CATATAN-CATATAN JURNALISME DASAR

Jurnal= catatan kegiatan harian
Jurnalistik=bersifat harian
Jurnalis=orang yang mencatat kegiatan harian
Jurnalisme=faham yang mengutamakan catatan harian

1.    Ciri-ciri Jurnalisme
a.    Skeptis= sikap untuk selalu mempertanyakan sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu.
b.    Action= bertindak. Seorang wartawan bertindak sesuai dengan nalurinya. Wartawan tidak menunggu berita atau menunggu peristiwa terjadi, melainkan bertindak untuk mencatat apa yang terjadi karena peristiwa sedang terjadi.
c.    Jurnalisme selalu mendorong perubahan.
d.    Jurnalisme sebuah seni dan profesi sehingga harus dikerjakan dengan rasa dan tanggungjawab profesional.
e.    Jurnalisme mengusung peran pers yang bertindak sebagai pelopor, interpreter, wakil publik, pengkritik (watchdog), dan advokasi.

2.    Prinsip Jurnalisme
a.    Kewajiban jurnalisme adalah pada kebenaran
b.    Loyalitas pertama jurnalisme adalah pada warga masyarakat
c.    Inti jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi
d.    Jurnalisme memiliki kebebasan dari sumber yang diliput
e.    Jurnalisme berperan sebagai pemantau yang bebas terhadap kekuasaan
f.     Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik
g.    Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan relevan
h.    Jurnalisme harus menjaga agar berita itu proporsional dan kompeherensif
i.      Wartawan itu memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya.

3.    Watak Wartawan
a.    Wartawan mengemban tujuan mulia sebagai kepercayaan pembaca sesuai dengan visi dan misi media
b.    Wartawan tidak arogan atau tidak menyepelekan intelegensia pembaca, tidak merasa paling benar
c.    Wartawan menjaga keakuratan beritanya
d.    Wartawan bertindak cepat dalam menulis berita meskipun dalam keadaan tertekan.
e.    Wartawan jujur terhadap kebenaran

4.    Prinsip-prinsip Intelektual Wartawan
a.    jangan menambahkan sesuatu yang tidak ada dalam reportase
b.    jangan menipu pembaca
c.    transparan dalam hal metode dan motif peliputan
d.    percaya terhadap keaslian reportase sendiri
e.    rendah hati

5.    Bekal Kerja Wartawan
a.    wartawan harus memiliki nose of news (= naluri berita) untuk mengenali hal atau peristiwa yang bisa diberitakan atau yang tidak perlu diberitakan.
b.    Wartawan harus mengobservasi sehingga melihat perbedaan, menemukan nuansa, mencium pertentangan antara berita yang biasa saja dengan berita yang baik.
c.    Wartawan memupuk keingintahuannya
d.    Wartawan mengenal berita sesuai dengan falsafah dan sejarah surat kabar tempatnya bekerja.
e.    Wartawan menangani berita sesuai dengan prosedur yang bebas dan ada batasnya, moral limits to freedom.
f.     Wartawan harus mampu mengekspresikan dirinya dengan pilihan kata atau ungkapan-ungkapan yang jelas.
g.    Wartawan harus melatih kepribadian yang luwes sehingga bisa bergaul dengan semua orang.
h.    Wartawan harus mengembangkan beragam kemampuan agar bisa berhubungan dengan berbagai lapisan sebagai upaya mnemilih pendekatan yang sesuai.
i.      Wartawan bekerja efisien walau ada tekanan.
j.      Wartawan yang berhasil adalah mereka yang dikaruniai kemampuan memanfaatkan kecerdikannya.
k.    Wartawan harus berhati-hati membuat jani, terutama dengan sumber berita.
l.      Wartawan melatih kemampuan mengingat agar memiliki daya ingat yang tajam
m.   Seorang wartawan selalu membaca buku catatan
n.    Wartawan memiliki berkas/referensi
o.    Seorang wartawan harus memiliki kamus dan setiap saat membaca kamus untuk menambah perbendaharaan kata sekaligus sebagai pembina kebahasaan
p.    Wartawan harus membaca/menonton/mendengar media lain.
q.    Wartawan harus berusaha memperbaiki diri walaupun ia telah berpengalaman.

6.    Nilai berita
Secara berurutan, berita yang memiliki nilai tinggi sampai nilai yang lebih rendah  adalah sebagai berikut.
    1. Konflik
    2. Kemajuan
    3. Bencana
    4. Konsekuensi
    5. Kemasyuran dan Terkemuka
    6. Saat yang tepat dan kedekatan
    7. Keganjilan
    8. Human interest
    9. Seks
    10. Aneka nilai

7.    Bentuk Berita
a.    berita lugas (hardnews) dan berita halus (softnews/feature)
b.    Jenis feature: Bright (berisi anekdot), Sidebar (berisi kisah dramatik), profil (berisi aspek kepribadian), Proyek (berisi profil organisasi), berita feature (tujuan utama menyampaikan berita), artikel pengalaman pribadi, feature layanan, feature wawancara (berisi dialog wawancara), feature kolektif( berisi untaian mutiara tentang banyak hal), narasi (berisi cerita)

8.    Sumber berita
    1. Peristiwa (pre-event atau post-event)
    2. Narasumber
    3. Wawancara


9.    Penulisan Berita
    1. Headnews (Judul berita)
    2. Leadnews (teras berita)
    3. Bodynews (tubuh berita)

Selasa, 12 Agustus 2014

Kegiatan Belajar 8_SENI BUDAYA XII KTSP



A. Kegiatan Belajar 8
1) Tujuan Pembelajaran 8
ü  Siswa mampu menjelaskan peran dan fungsi unsur pokok pembentuk teater
ü  Siswa mampu menjelaskan keterkaitan unsur pokok pembentuk teater dalam menyampaikan pesan melalui sebuah pertunjukan
ü  Siswa mampu menjelaskan kerjasama antar unsur penyampai pesan (cerita, sutradara, pemain) agar makna pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan (penonton)
ü  Siswa mampu menjelaskan kerjasama unsur pokok dan pendukung (tata panggung, busana, rias, cahaya, suara, dan musik ilustrasi) dalam mempertegas makna pesan yang akan disampaikan.

2) Uraian Materi
Sebelum pembelajaran ini, tentu Anda telah memahami pengertian teater. Pengertian teater perlu disampaikan kembali untuk menjembatani pembelajaran ini. Teater berasal dari Bahasa Yunani “theatron”, yang berarti “tempat untuk menonton.  Teater adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.
a) Peran dan Fungsi Unsur Pokok Pembentuk Teater
Unsur-unsur teater dibedakan menjadi dua, yaitu unsur pokok dan unsur tambahan. Namun, bukan berarti unsur-unsur tersebut bisa dihilangkan. Penggunaan istilah pokok dan tambahan digunakan semata untuk menentukan jumlah penggunaannya pada pertunjukkannya. Kalau kita anggap teater itu sebagai nasi goreng, maka unsur pokoknya adalah nasi, garam, minyak, sedangkan unsur tambahannya adalah sayur atau daging yang ditambahkan untuk menambah kelezatan nasi goreng. Unsur pokok teater meliputi: cerita/naskah, sutradara, pemain, dan penonton. Unsur tambahannya meliputi penata lampu, penata rias/kostum, penata suara/musik, penata panggung/dekorasi.

o  Cerita
Kesusastraan (prosa dan puisi) sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Karena pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, seluruh aspek itu terlihat semu. Sastra merefleksikan fenomena hidup beragam dan mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya. Refleksi itu menjadi bahan penting dalam pembentukan cerita. Refleksi itu berupa peristiwa-peristiwa yang memiliki hubungan erat dengan masyarakat. Walaupun dilahirkan melalui imajinasi, peristiwa-peristiwa itu adalah konkret. Einstein penemu teori relativitas yang juga suka main biola pun pernah berucap, “Imagination is more important than knowledge”. Maka itu, cerita sangat penting dalam teater, terutama berfungsi sebagai imaji bagi pembuatan unsur-unsur teater lainnya.

o Naskah
Naskah turut membangun teater. Naskah adalah bentuk fisik atau media untuk tumbuh dan berkembangnya sebuah cerita.
Fungsi naskah adalah
a. Mengilhami para interpretative artistik
b. Mensuplai kata-kata pada pemeran
Unsur-unsur pokok naskah :
1.Tema adalah ide filsafat yang ada dalam suatu drama.
Tema ini suatu dasar kesatuan (unity) dalam drama.
2.Plot  adalah rangkaian peristiwa cerita pada naskah, meliputi insiden permulaan, penanjakan laku, klimaks, penurunan laku, dan katastrope/solusi.
3.S e t t i n g adalah penempatan ruang dan waktu.
4.Dialog merupakan tuntunan dalam seni teater. Dialog-dialog yang dilakukan pemain haruslah mendukung karakter dan melaksanakan plot dari lakon/cerita.
5.Tokoh adalah sosok pemeran yang mengalami peristiwa cerita. Oleh pengarang, cerita selalu diberi watak. Sebab perwatakan itu merupakan penampilan keseluruhan.
Tokoh cerita yang terdapat dalam naskah dapat dibagi sebagai berikut :
a.    Protagonis : peran utama, yang merupakan pusat/sentral dari cerita
b.    Antagonis : peran melawan, dimana dia sering kali menjadi musuh yang menyebabkan konflik terjadi.
c.    Tritagonis : peran penengah, bertugas menjadi pendamai atau pengantara protagonis dengan antagonis
d.    Peran Pembantu : peran yang tidak secara langsung terlibat dalam konflik yang terjadi, tetapi ia diperlukan dalam menyelesaikan cerita.

o  Sutradara
Sutradara adalah pimpinan artistik yang tinggi. Dialah yang menafsirkan naskah untuk diterjemahkan menjadi pertunjukan di pentas.
Fungsi Sutradara :
1.    Memilih naskah didasarkan atas pertanggung jawaban dari segi falsafi, artistik, etis, dan segi komersial.
2.    Menentukan pokok penafsiran dilakukan dengan mengadakan rapat, membicarakan seluk beluk lakon yang dipimpin oleh sutradara.
3.    Memilih pemain dilakukan dengan casting (proses membuang pemain yang tidak sesuai dengan pokok penafsiran).
4.    Bekerja dengan staf yang dipilihnya karena mempunyai pengalaman yang luas, tanpa terikat oleh konsep sutradara..
5.    Melatih pemain dengan menentukan hari-hari latihan setelah berbincang-bincang dengan pemain..
6.    Mengkoordinasi setiap bagian dengan selalu berada ditengah-tengah aktor yang berlatih untuk menghubungkannya dengan unsur lain.
Sebagai seorang sutradara, seniman teater, ia dituntut kadar pengetahuannya tentang :
1.    Aspek kultural : wawasan masalah kebudayaan.
2.    Aspek artistik : wawasan masalah kesenian.
3.    Aspek teatral : pengetahuan tentang pentas.
4.    Aspek literer : menguasai masalah sastra
Sutradara adalah pemimpin. Seorang pemimpin layak juga menjadi pengasuh dan pembimbing. Ia adalah guru yang menguasai masalah budaya dengan terampil.
Langkah penyutradaraan:
Mula-mula ia harus punya naskah sendiri bagian blangko. Kemudian harus mempunyai gambaran mengenai panggung dalam catatan. Di samping hal tersebut di atas, tentunya sutradara sebelum melangkah menuju latihan tidak lupa memilih naskah dulu, menentukan pokok penafsiran, memilih pemain, bekerja dengan staf, baru melatih pemain yang disertai dengan mengkoordinasi setiap bagian.

o Pemain
Dalam pertunjukan teater, pemain memgang peran penting, sebab bersentuhan langsung dengan penonton ketika pertunjukkan berlangsung. Keberhasilan pemain tidak serta merta dikatakan hasil pimpinan sutradara, melainkan pemain harus berlatih sendiri secara berkesinambungan untuk mengembangkan diri menjadi aktor. Pemain harus menguasai teknik bermain yang tidak mungkin hanya didapat dari sutradara.
Teknik bermain (Acting) merupakan unsur penting bagi pemain (Aktor). Aktor dibedakan menjadi dua yaitu: pemain alam dan pemain bukan alam (buatan). Pemain alam mengetahui itu tanpa ada yang mengajarinya secara teratur dan juga barangkali tanpa membaca buku penuntun. Sedangkan pemain bukan alam mengetahui acting lewat pengajaran oleh seorang guru, atau dengan jalan berguru pada buku penuntun. Kedua jenis pemain ini berbeda, tetapi mereka disarankan untuk mengetahui seluk-beluk teknik bermain (Acting).
Cara mencapai hasil dalam menyampaikan sang seni dan sang ilham kepada orang lain, inilah yang disebut teknik dalam kesenian. Teknik ini ada yang unik dan ada yang umum. Teknik yang unik timbul dari pribadi seorang seniman yang memang unik. Orang lain bisa mempelajari karena mengaguminya, tetapi apabila ia lalu menggunakannya, maka itu berarti ia meniru atau terpengaruh, dan apa yang semula unik, lalu menjadi tidak unik lagi. Teknik umum yang sifatnya dasar, bisa dipakai, maka akan memberikan hasil yang umum dan tidak bisa dipakai secara umum. Bila dipakai, maka akan memberikan hasil yang umum dan tidak unik. Namum demikian teknik yang umum ini selalu penting dalam hidup setiap seniman, karena, meskipun sederhana, sangat dasar sifatnya. Teknik yang umum menyebabkan seniman merasa yakin dalam membawakan dirinya dalam keseniannya, selalu dapat menguasai yang ia ajak berkomunikasi, karena ia menguasai alat komunikasinya, atau dengan kata lain membuat ia menjadi fasih. Tapi perlu dicatat, hanyalah dengan teknik yang unik ia bisa memancarkan pribadinya.
Demikian kedudukan teknik dalam kesenian, dan demikian pula kedudukan teknik bermain dalam seni seorang pemain. Dalam kritik-kritik seni sering menempatkan teknik bermain (acting) secara berlebih-lebihan. Penulis hanya menyarankan untuk meletakkan dalam kedudukan yang wajar saja. Sang seni dan sang ilham, tanpa teknik, hanya akan menjadi gairah yang asik tapi tidak komunikatif. Barangkali ia akan sampai sebagai sesuatu yang kacau, atau bertele-tele, atau sama sekali tidak punya daya tarik. Sebaliknya, hampir setiap orang bisa mempelajari dan menghafalkan teknik seni bermain yang sudah disusun dan diajarkan, namun tanpa sang seni dan sang ilham ia tak akan mampu menyajikan seni bermain yang baik, karena ia hanya akan sampai pada efek-efek tanpa keindahan dan gubahan yang unik. Hanya dalam hasil kesenian yang buruk teknik itu nampak berlebihan atau kurang. Dlam hasil kesenian yang baik teknik sudah menyatu di dalam intuisi sang seniman, sehingga, dalam hal ini, teknik ini menjadi sepontanitas yang secara otomatis teratur dan sadar bentuk. Dengan kata lain ia tidak lagi merupakan bagian terperinci, melainkan sudah menjadi unsur yang padu.

o Penonton
Penonton berperan sebagai apresiator dan penilai drama. Dalam melaksanakan perannya, penonton dipengaruhi oleh latar belakangnya.
Latar belakang penonton :
a. Penonton peminat.
b. Penonton iseng.
c. Penonton penasaran .
Ketika menonton sebuah pertunjukkan teater, penonton menanam keinginan-keinginan yang diharapkan ada pada pertunjukan teater. Penonton ingin memperoleh :
1.Kejutan-kejutan.
2.Aktualitas.
3.Penjagaan nilai.
4.Memanfaatkan kekuatan yang ada pada penonton.
5.Rasa percaya terhadap dramanya.
6.Adanya pandangan yang kritis.

b)    Keterkaitan unsur pokok pembentuk teater dalam menyampaikan pesan melalui sebuah pertunjukan
Teater merupakan kisah kehidupan manusia yang disusun untuk
ditampilkan sebagai pertunjukkan di atas pentas oleh para pelaku dengan dan
ditonton oleh publik (penonton). Baru dapat disebut seni pertunujukan teater apabila sudah dipentaskan,dan teater selalu bersifat “Aktor oriented” (berorientasi pada pelaku pemain). Akan tetapi, unsur-unsur pokok lain juga berperan penting dalam pembentukan teater. Unsur-unsur pokok yang terlibat dalam penyampaian pesan melalui pertunjukkan adalah penulis dan sutradara.
Unsur-unsur pokok itu saling terkait dalam memahami tanda-tanda kehidupan, simbol-simbol norma, tanda-tanda kebahasaan, simbol-simbol kejahatan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dirangkai oleh penulis naskah dan
dibawakan oleh aktor di atas panggung untuk disampaikan kepada penonton.
Dialog dan lakuan aktor di atas panggung tanpa ada motivasi yang diresepsi
dari tanda dan simbol kehidupan tidak akan bermakna. Lebih tidak bermakna
lagi jika lakuan aktor tidak dapat diinterpretasi atau diterima penonton sebagai respon dalam sebuah proses komunikasi. Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak telepas dari aspek tanda dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang merupakan bahan bakar penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan. Tanda dan simbol yang sifatnya universal tersebut oleh banyak
ilmuwan diyakini sebagai dasar dari semua komunikasi. Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain
melalui penggunaan simbil-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka
dan lain-lain.
John Powers, dalam usahanya untuk mengembangkan berbagai
macam cabang disiplin komunikasi, menegaskan bahwa yang paling penting dalam komunikasi adalah pesan. Menurut Powers, pesan memiliki tiga unsur
yaitu: tanda dan simbol, bahasa, dan wacana. Teater sebagai sebuah karya seni pertunjukan akan mengangkat pesan tentang kehidupan, tentang norma, tentang kebaikan, keburukan, kejahatan, dan berbagai watak karakter manusia untuk ditampilkan di atas panggung. Charles Morris, pakar semiotik dalam berbagai tulisannya menunjukkan bahwa seluruh tindakan manusia melibatkan tanda dan makna dalam berbagai macam cara yang menarik perhatian. Setiap ada tindakan
orang akan menjadi sadar terhadap tanda, menginterpretasikan tanda dan
kemudian memutuskan bagaimana cara meresponnya. Simbol-simbol dari penulis naskah yang dibawakan oleh aktor melalui interpreatsi sutradara berfungsi untuk mengkomunikasikan konsep, gagasan umum, pola, atau bentuk. Oleh Susane Langer konsep disebut makna yang dipegang bersama antara para komunikator, tetapi masing-masing komunikator juga akan memiliki kesan atau makna pribadi yang mengisi gambaran umum tersebut. Kesan pribadi merupakan konsepsi orang
tersebut. Makna terdiri atas konsepsi pribadi individu dan konsep umum yang
dipegang bersama-sama dengan orang-orang lain. Misalnya, karakter tokoh
Jumena dalam naskah Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C Noor yang menjadi
sumber inspirasi penulis dalam penciptaan teater penuh dengan simbolsimbol
makna pribadi maupun makna umum. Makna umum dalam naskah
tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membacanya, mempelajarinya
atau memainkannya. Makna merupakan kesan yang diakui secara umum. Jumena adalah tokoh yang memiliki watak dasar pendirian yang kuat, pendirian yang kuat
inilah yang menjadikan ketidakyakinan Jumena terhadap segala sesuatu
meski disisi lain Jumena adalah sosok yang religius. Makna pribadi adalah
makna yang dimiliki Arifin C Noor terhadap Jumena dan orang-orang lain
yang telah mempelajarinya termasu penulis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teater sebagai sebuah seni pertunjukan memiliki keterkaitan antarunsur pokok, seperti naskah, sutradara, dan aktor untuk menyampaikan aspek tanda dan simbol sebagai pesan yang ingin disampaikan dalam kerangka proses komunikasi.

c)    Kerjasama antar unsur penyampai pesan (cerita, sutradara, pemain) agar makna pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan (penonton)
Kerjasama antar unsur pokok (cerita, sutradara, pemain) sangat diperlukan untuk menyampaikan pesan agar pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan (penonton). Kerjasama tersebut bisa diwujudkan dalam kegiatan berikut:
  1. diskusi penafsiran naskah.
  2. pemilihan pemain
  3. pertemuan dalam merancang pergelaran
  4. pertemuan pembagian tugas/peran
  5. latihan-latihan
  6. gladi
  7. pertunjukkan
  8. pertanggungjawaban pertunjukan

d)    Kerjasama unsur pokok dan pendukung (tata panggung, busana, rias, cahaya, suara, dan musik ilustrasi) dalam mempertegas makna pesan yang akan disampaikan
Ketika rencana pergelaran telah dibuat, sutradara sebagai manajer artistik menugaskan unsur-unsur pendukung untuk mengeksplorasi diri. Eksplorasi ini dilakukan oleh penata panggung, penata busana, penata rias, penata cahaya, penata musik, dan penata musik ilustrasi sesuai dengan penafsiran yang telah disepakati, seperti bentuk pertunjukkan, jenis pertunjukkan, aliran pertunjukkan dan sebagainya. Kesepakatan ini dicoba oleh unsur-unsur pendukung. Penata panggung misalnya mengeksplorasi diri dengan membuat rumah untuk aliran teater realis. Contoh lain, misalnya penata rias mengeksplorasi diri dengan merias wajah orang lain dengan jenis rias korektif atau rias karakter untuk menemukan bentuk rias yang tepat bagi bentuk pertunjukan teater gerak. Setiap unsur pendukung tidak hanya datang menonton pemain dan sutradara dalam berlatih. Setiap unsur pendukung harus datang untuk mencatat perubahan-perubahan laku adegan yang dilakukan sutradara. Oleh karena itu, setiap unsur memiliki buku catatan sendiri.
Buku catatan diperlukan agar setiap perubahan didokumentasikan sehingga ketika sutradara mengkhendaki kembali ke bentuk awal, unsur-unsur lain siap mengikutinya. Perubahan-perubahan yang dicatat juga akan mempermudah pekerja teater untuk menggarap naskah lain. Selanjutnya akan muncul pertanyaan, “Mengapa sutradara berubah-ubah dalam memimpin latihan teater?”
Sutradara yang kreatif memiliki pengetahuan dan pengalaman yang beragam. Ketika melatih pemain, sutradara selalu mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan berikut ini:
  1. masyarakat yang akan menonton
  2. bentuk panggung
  3. alat-alat yang tersedia
  4. variasi dalam mementaskan sebuah naskah
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, sutradara selalu melatihkan setiap unsur agar terbiasa dengan perubahan. Alasan satu-satunya yang menyebabkan sutradara melakukan perubahan bahwa teater adalah bentuk kesenian yang hidup dan tiada batas.
Dengan pemahaman tersebut, maka sutradara berusaha bekerja sama dengan unsur-unsur lain untuk selalu menampilkan yang berbeda pada waktu berbeda meskipun pemain dan naskah yang digarap sama.

 RANGKUMAN

ü  Setiap unsur pembentuk teater memiliki peran dan fungsi dalam pertunjukan teater.
ü  Setiap unsur pokok pembentuk teater memiliki keterkaitan dalam menyampaikan pesan melalui sebuah pertunjukan.
ü  Setiap unsur pokok pembentuk teater bekerjasama untuk penyampaikan pesan agar makna pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan (penonton)
ü  Unsur pokok dan pendukung (tata panggung, busana, rias, cahaya, suara, dan musik ilustrasi) bekerjasama dalam mempertegas makna pesan yang akan disampaikan.



Tes Formatif 8
1.  Sebutkan 2 peran sutradra dalam latihan/persiapan pertunjukan teater!
2. Sebutkanlah bagian-bagian naskah drama!
3. Jelaskanlah keterkaitan antara naskah dan sutradara!
4. Jelaskanlah kerjasama antara pemain dan penata rias!
5. Mengapa unsur-unsur teater bekerjasama dalam menyampaikan pesan kepada penonton?