Oleh Luh Arik Sariadi
Ada yang tak beranjak, sungai tanah
Suara sungai bergoyang di hatimu
degup tanah terinjak dalam senyummu
sungai murung, tanah terkatup
huruf-huruf tak mengalir
kata-kata bisu sayup
Puisi bagai ranjang merayu punggungku
rebah dalam jalangmu
Puisi jadi selimut menyalak pinggulku
pasrah dalam lancangmu
Ini kau sebut sembur air
meruntuhkan debu kembali ke sungaimu
2 Mei 2013, Singaraja
Puisi ini kutulis saat aku kangen sama seorang laki-laki yang mengajariku menulis. Dia bekerja sebagai redaktur di koran. Aku sangat merindukannya...Entah bagaimana dia sekarang.
BalasHapus