Kamis, 24 September 2015

Latihan Soal Cerpen


NO
SOAL PAKET 1
1
“Kau punya anak, punya istri. Dari itu kau punya pegangan hidup, punya tujuan minimal. Tapi yang terpenting kau punya tangan. Hingga kau dapat mencapai apa saja yang kaumaui. Sebagai suami, sebagai ayah, sebagai laki-laki, sebagai manusia juga, seperti yang kita omongkan dulu, kau dapat mencapai sesuatu yang kau inginkan. Alangkah indahnya hidup ini, kalau kita mampu berbuat apa yang kita inginkan. Tapi kini aku tentu saja tak dapat berbuat apa yang kuinginkan. Masa mudaku habis sudah ditelan kebuntungan ini.”                              (A.A Navis, Angin dari Gunung)
Isi cerpen di atas adalah....
a.                    Kesedihan karena kebuntungan
b.                    Penyesalan karena buntung
c.                    Kebuntungan seorang istri
d.                    Tangan buntung pencerita
e.                    Penderitaan anak istri
2
Tono duduk di bawah pohon jambu sambil merenung. Ingatannya melayang ke masa lampau ketika gerombolan pengacau menyerang kampungnya. Ia mengungsi dengan orang tuanya, tetapi sebuah peluru nyasar tepat mengenai kepala ibunya, yang kemudian meninggal.
Latar pada cuplikan cerita tersebut adalah….
  1. kampung
  2. pengungsian
  3. di bawah pohon
  4. pemakaman
  5. di lobi rumah
3
Ia melangkah mengikuti gaetan tangan anak itu. Beberapa waktu berselang tadi ia telah menjumpai bibinya, mencium tangannya dengan penuh mesra, lalu duduk bersimpuh di hadapannya. Ia sudah lama sekali merindukannya, sejak ia mulai merantau dan mengembara amat jauh. Perempuan itu adik ayahnya, yang sudah belasan tahun meninggal dunia.
                                                                        (Rindu Ladang Padang Halang, M. Fudoli Zaini)
Penggalan cerpen di atas menggunakan sudut pandang….
  1. Orang pertama pelaku pertama
  2. Orang pertama pelaku kedua
  3. Orang ketiga pelaku pertama
  4. Orang ketiga serba tahu
  5. Orang kedua pelaku kedua
4
Isi kepala Ibu memang berbeda dengan ibu lain. Dalam kepalanya seolah hanya ada tiga kata, menu makan malam. Setiap detik, setiap helaan napasnya, pikirannya adalah menu-menu masakan untuk makan malam saja. Makan malam itulah ritual resmi yang secara tersirat dibikinnya dan dibuatnya tetap lestari hingga saat ini. Meskipun, ketiga anaknya telah beranjak dewasa, ia tak pernah surut mempersiapkan makan malam sedemikian rupa sama seperti ketika ia melakukannya pertama, sejak usia pernikahannya masih satu hari.
Kadek Sonia Piscayanti , Menu Makan Malam
Pesan pada penggalan cerpen di atas adalah....
a.       Menjadi ibu harus tulus
b.       Ibu yang baik pandai memasak
c.        Ibu zaman sekarang malas
d.       Menjadi ibu harus kurus
e.        Seorang ibu harus sayang suami
5
"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
Putu Wijaya, Peradilan Rakyat
Nilai budaya yang terdapat pada penggalan cerpen di atas adalah….
a.       Kebiasaan berdiskusi antara anak dan ayah
b.       Kebiasaan korupsi di negari sendiri
c.        Nepotisme yang dekat dengan korupsi
d.       Korupsi yang mengoyak-ngoyak negeri
e.        Anak dan ayah sepakat menolong koruptor
6
Setelah minum teh, Vikhlyenev memintaku untuk ke kamar kerjanya. Menahanku berbicara dan dengan suara lirih ia berucap, "Aku tak tahu bagaimana berterima kasih padamu, teman. Aku sangat menderita dan tersiksa. Namun, kini aku luar biasa bahagia, dan ini bukan pertama kalinya kau menolongku dari masalah yang mengerikan. Teman, kumohon jangan menolak jika aku ingin memberimu…ini! Lokomotif mini yang kubuat sendiri, aku mendapatkan penghargaan atas penemuan ini. Ambillah sebagai rasa terima kasihku, juga sebagai tanda pertemanan kita. Terimalah demi aku!"
Anton Chekhov, Ninochka
Saduran cerpen di atas ke dalam drama yang benar....
a.                    Tempat adegan di kamar tidur
b.                    Suasana adegan sangat romantis
c.                    Karakter 2 tokoh bertolak belakang
d.                    Ada 2 tokoh yang terlibat dalam adegan
e.                    Adegan yang terjadi merupakan pengenalan
7
Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah.
Kutipan di atas menunjukkan….
a.     Latar tempat
b.     Amanat
c.      Gaya bahasa
d.     Nilai historis
e.       Karakter tokoh
8
Demikianlah para menantu pun berbisik-bisik dengan istri atau suami masing-masing. Anak-anak berbisik antarmereka. Para pembantu berbisik-bisik antarmereka. Kemudian keadaan berkembang menjadi bisik-bisik lintas "kelompok". Kakek berbisik-bisik dengan ayah atau menantu laki-laki atau pembantu laki-laki. Nenek berbisik-bisik dengan ibu atau menantu perempuan atau pembantu perempuan. Para menantu berbisik-bisik dengan orang tua masing-masing. Ibu berbisik-bisik dengan anak perempuannya atau menantu perempuannya atau pembantu perempuan. Ayah berbisik-bisik dengan anak laki-lakinya atau menantu laki-lakinya atau pembantu laki-laki. Akhirnya semuanya berbisik-bisik dengan semuanya.
Ulasan yang tepat untuk penggalan cerpen di atas adalah....
a.       Suami istri bercakap-cakap karena saling merindukan.
b.       Watak yang paling kuat adalah sosok ayah sebagai kunci.
c.        Nilai yang ditonolkan pada cerpen adalah nilai jeberagaman.
d.       Alur regresif digunakan pengarang untuk merangkai cerita.
e.        Tema cerpen di atas adalah komunikasi dalam keluarga.
9
Orang-orang itu masih sempat melihat dia mengayunkan kayu, sebelum akhirnya ia terjatuh, tak sadar. Anjing-anjing itu menyelinap ke balik kegelapan ketika melihat banyak orang datang. Mereka memandangi mayat dan laki-laki pingsan itu.
(Kuntowijoyo, Anjing-anjing Menyerbu Kuburan)
Sudut pandang yang digunakan pengarang adalah....
a.       Orang pertama di dalam cerita
b.       Orang pertama di luar cerita
c.        Orang ketiga terbatas
d.       Orang ketiga serba tahu
e.        Orang pertama pelaku utama
10
Aku mau membantah. Tapi sebelum aku dapat memilih kata, dia berkata lagi. “Seperti tadi saja. Kalau bukan aku yang menyapamu, kau takkan tahu siapa aku, bukan? Sedang mata pertama melihat aku tadi, kau seolah melihat pengemis yang dijijiki. Alangkah cepatnya segalanya berubah. Dan lebih cepat lagi seseorang melupakan seseorang lainnya, meski pernah orang itu dicintainya.”
(A.A Navis, Angin dari Gunung)
Nilai yang ditanamkan pada penggalan cerpen di atas adalah….
a.       keadilan
b.       sosial
c.        kesetiaan
d.       religius
e.        kemanusiaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar