Kamis, 27 Januari 2011

Monolog

MURDA
Naskah monolog karya Luh Arik Sariadi

SEORANG LAKI-LAKI, MURDA, BERUSIA (20 TAHUN) DENGAN SEBUAH TOPI DI TANGANNYA TERLIHAT GELISAH. SINAR MATAHARI YANG DIAYUN-AYUN OLEH DEDAUNAN, SESEKALI MENYENTUH BOLA MATANYA YANG MENATAP JAUH KE DEPAN. WALAU TAMPAK RAPI, DENGAN DASI, STELAN KEMEJA YANG SERASI DENGAN CELANA, LELAKI ITU MEMPERLIHATKAN KAKI YANG GEMETAR. SAAT BERBICARA, TERDENGAR SUARANYA TERUNTAI DENGAN RAGU-RAGU. DI DEPAN MATANYA, SANGAT JELAS JALAN LEBAR MEMISAHKANNYA DENGAN PANDANGANNYA. HANYA POHON DI ATAS TUBUHNYA YANG MAMPU MENGURANGI KERINGAT YANG MENGUCUR DARI PELIPISNYA, SEBAB DI DEPAN SANA, MENJULANG GEDUNG-GEDUNG TINGGI.

Murda terpaksa tersenyum.
MURDA : Kelak akan kutuliskan namaku di depan gedung ini. Mamina Mall akan kuganti menjadi Murda Mall.Di sebelah gedung besar ini, aku akan membuat pusat hiburan yang berisi kolam ikan lumba-lumba. Anak-anak akan bermain di sana. Para orang tua bisa menunggu di kursi-kursi yang terbuat dari kayu yang telah dihangatkan dengan asap pembakaran kayu cendana. Ah, aku jamin tidak akan ada remaja atau pasangan kekasih yang belum menikah ada di tempat ini. Aku akan mempersyaratkan foto kopi KTP agar pegawaiku yakin benar bahwa yang bekunjung ke kolam ikan adalah pasangan suami istri yang mengantar anaknya. Yah, tidak ada maksudku membatasi pengunjung karena membeda-bedakan status. Melainkan aku hanyaingin memastikan bahwa anak-anak sangat bahagia berada di sekitar kolam renang. Aku akan jual tiket dengan harga terjangkau bagi orang-orang yang kurang mampu, asalkan mereka membawa surat keterangan tidak mampu dari desa atau lurah. (DUDUK DAN MELEMPARKAN BATU KESEBERANG JALAN) Jadi, tidak ada masalah bagiku untuk menyantuni orang-orang yang kurang mampu. Aku bisa mencarikan dana dari kunjungan orang-orang kaya. Aku pastikan pula bahwa usahaku tidak hangat-hangat tai ayam! Maka itu, wahai orang-orang kaya yang saya muliakan, Anda jangan meragukan kesungguhan saya dalam melayani Anda! Anda tentu mendapat pelayanan spesial karena Anda orang kaya. Agar pegawaiku mengenali Anda sebagai orang kaya, masuklah melalui jalan sana (MENUNJUKKAN SEBUAH JALAN LORONG)! Lihatlah, bola lampu itu tidak akan pernah mati sebagai pertanda Anda sangat disambut di taman kami. Supaya Anda merasa nyaman, Anda bisa memesan kartu gesek yang bisa mengenalkan Anda dengan pengenal costemer. Bola mata anda akan tergambar di kartu itu. Sidik jari Anda juga akan tercatat dengan alat khusus yang didatangkan dari Amerika. Mmmm....Anda tentu tahu, produk Amerika sangat terkenal. Force! Force! Yah, kira-kira begitu. INGAT BAHWA DIRINYA HANYA MENGKHAYAL, MURDA KEMBALI BERSEDIH. Sayangnya, aku hanya bukan siapa-siapa yang saat ini ditolak menjadi sopir pribadi pemilik Mall. Kupikir aku bisa diterima sebagai sopir sebab aku sudah punya ijazah lengkap sampai ijazah SMK. Ternyata aku kalah bersaing dengan seorang anak buruh dari pelosok desa, dengan penampilan kumuh, seperti tidak berpendidikan. MELEMPAR SAMPAH PLASTIK KE ARAH MALL. Katanya, dia lebih cocok sebagai sopir. Padahal, aku merasa aku lebih cocok. Lihat saja Mall itu begitu megah, tentu membutuhkan sopir yang pandai berpenampilan seperti aku. Yang membuatku kecewa, seorang satpam mengolok-olokku! Katanya aku kurang jujur! Dasar! Sok tahu! Padahal di dalam aku hanya menyalakan sebatang rokok saat menunggu giliran dipanggil. Saat dipanggil, aku segera mematikan rokok dan segera menyapa direktur itu dengan bahasa Inggris. Good Morning... I am Murda. Please, begitu kataku. Lalu aku duduk. Belum bicara apa-apa, lelaki itu sudah meminta aku keluar. MENGIKUTI GAYA BICARA DIREKTUR YANG LEMBUT Maaf, saya tidak bisa menerima saudara karena saya orang Indonesia yang kebetulan lahir dari rahim orang Belanda, tetapi saya mencintai bangsa saya dan saya telah mengamati saudara, bahwa Saudara lebih cocok jadi manajer daripada sopir. Penampilan Saudara menarik dan bahasa Inggris Saudara sangat bagus.

KETIKA MURDA MASIH MENGELUH, TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA RIBUT DARI KEJAUHAN. KELOMPOK MAHASISWA AKAN MELINTASI JALAN INI, SEBAB TERDENGAR SUARA MEREKA YANG BERULANG-ULANG MENYEBUT. Hidup KPK! Hidup KPK! Sudah saatnya kita berantas KPK! GEDUNG KPK HANYA SEKITAR SEPULUH LANGKAH DARI MALL. MURDA LARI MENJAUHI SUARA ITU KARENA TIDAK MAU IKUT TERLIBAT DEMONSTRASI.
MURDA : Huh! Mahasiswa bodoh! Mau saja bicara untuk orang lain! Apa mereka tidak punya perut seperti aku? LARI SAMBIL BERTERIAK KE ARAH MALL SETELAH MELEMPAR BATU KE MALL. Woi, satpam! Bilang pada direkturmu bahwa kawan-kawanku telah datang karena kalian menolakku menjadi sopir!

MAHASISWA YANG BERAPI-API MELAKUKAN DEMONSTRASI, TIBA-TIBA BERHENTI KARENA TERDENGAR SUARA KACA PECAH, DAN MELIHAT MURDA LARI MENJAUHI MALL. SEORANG MAHASISWA TAHU BAHWA MURDA PELAKUNYA. AKHIRNYA MURDA DIKEROYOK OLEH KELOMPOK MAHASISWA.

Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar